Optimalisasi Layanan Pendidikan Melalui Perencanaan Berbasis Data: Langkah, Komitmen, dan Implementasi
- Identifikasi Masalah: Langkah pertama adalah membaca laporan Rapor Pendidikan untuk mengidentifikasi kondisi dan tantangan yang dihadapi. Ini melibatkan analisis skor atau label indikator prioritas yang capaiannya masih perlu ditingkatkan.
- Merumuskan Akar Masalah: Setelah mengidentifikasi masalah, langkah selanjutnya adalah menganalisis indikator yang menjadi akar permasalahan. Ini melibatkan melibatkan seluruh pemangku kepentingan dalam proses refleksi.
- Menentukan Program dan Kegiatan: Langkah ketiga adalah menentukan program sebagai solusi untuk membenahi permasalahan. Program ini harus disesuaikan dengan kondisi satuan pendidikan dan dimasukkan ke dalam dokumen perencanaan.
- Melakukan Perubahan Secara Berkala: Setelah menentukan program, penting untuk memasukkan data yang diperoleh di tahap identifikasi, refleksi, dan pembenahan ke dalam dokumen perencanaan seperti Rencana Kerja Tahunan dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah.
Modul 1 Identifikasi dalam PBD
Modul 2 Refleksi dalam PBD
Modul 3 Benahi dalam PBD
Modul 4 Implementasi Program dalam PBD
Video berjudul "Tahap Identifikasi
Dikdasmen" oleh Kartika Dewi Meilitasari, yang diunggah pada 4 Januari
2023, membahas tentang tahap identifikasi dalam perencanaan pendidikan pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah (Dikdasmen). Berikut ini adalah ringkasan
dari bagian pertama transkrip:
- Video dimulai dengan adegan di sebuah
sekolah menengah pertama di mana kepala sekolah, Bu Hesti, mengakses
platform rapor pendidikan untuk melihat laporan satuan pendidikannya.
- Platform tersebut digunakan untuk
perencanaan berbasis data pada jenjang Dikdasmen, yang melibatkan
langkah-langkah seperti mengunduh, mengisi, dan melaporkan.
- Bu Hesti mengunduh laporan dan meninjau
pencapaian dan skor yang diperoleh oleh satuan pendidikannya di berbagai
indikator (dimensi A, C, D, dan E). Ia juga membandingkan skor ini dengan
satuan pendidikan serupa.
- Ia kemudian mencoba mengidentifikasi
indikator mana yang memerlukan intervensi. Sebelum memutuskan, ia
mempelajari panduan tentang cara memilih indikator untuk intervensi,
dengan fokus pada skor warna dan label pada indikator.
- Bu Hesti menyadari bahwa tidak ada
indikator di dimensi A (kemampuan literasi, kemampuan numerasi, dan indeks
karakter) yang ditandai merah, yang akan menunjukkan kebutuhan kritis
untuk intervensi. Namun, mereka ditandai kuning, menunjukkan bahwa mereka masih
di bawah level kompetensi minimum dan tetap memerlukan intervensi.
- Ia mengulangi proses ini untuk indikator
prioritas di dimensi D, dengan fokus pada indikator iklim keamanan
sekolah. Satuan pendidikannya mencetak skor baik di area ini, menunjukkan
tidak perlu intervensi.
- Video kemudian menampilkan percakapan
telepon antara Bu Hesti dan karakter lain, Bu Riri, yang membahas
tantangan dalam mengidentifikasi dan melakukan intervensi pada indikator
prioritas, terutama di sekolah yang baru didirikan dengan sumber daya
terbatas.
- Bu Hesti menyarankan bahwa satuan
pendidikan idealnya harus fokus pada maksimal lima indikator untuk
intervensi, tergantung pada sumber daya mereka.
- Video diakhiri dengan Bu Hesti
mengidentifikasi empat indikator prioritas yang memerlukan intervensi dan
berencana untuk memulai perencanaan program dengan anggota sekolah dan
pemangku kepentingan.
Ringkasan ini mencakup bagian pertama dari transkrip. Masih ada konten lebih lanjut dalam video, yang mencakup diskusi dan detail lebih lanjut.
- Video dimulai dengan Bu Titin dan Bu
Riri yang berencana untuk belajar bersama tentang langkah-langkah mencapai
perubahan yang bermakna. Mereka kemudian bergabung dengan Bu Hesti.
- Mereka membahas tentang pentingnya
mengimplementasikan perencanaan berbasis data yang melalui tiga tahapan:
identifikasi, refleksi, dan pembenahan.
- Bu Hesti menyampaikan kekhawatirannya
tentang apa yang terjadi jika tahapan identifikasi dilewatkan. Mereka
menyadari bahwa tanpa identifikasi, masalah yang diatasi mungkin tidak
merujuk ke indikator prioritas yang sebenarnya.
- Mereka membahas pentingnya tahapan
identifikasi untuk mengenali apa yang sebenarnya terjadi pada satuan
pendidikan berdasarkan data yang ada.
- Mereka juga membahas skenario di mana
jika tahapan refleksi dilewatkan, bisa jadi pembenahan yang dilakukan
tidak menargetkan akar permasalahan, hanya gejala saja.
- Video menekankan bahwa tahapan
identifikasi, refleksi, dan pembenahan sangat penting untuk dilakukan
secara menyeluruh agar sumber daya yang terbatas dapat digunakan secara
efektif.
- Mereka menyimpulkan bahwa setelah ketiga
tahapan ini, barulah bisa menyusun program dan kegiatan untuk pembenahan
yang akan dimasukkan ke dalam rencana kerja tahunan dan rencana kegiatan
dan anggaran sekolah.
Video ini memberikan wawasan tentang pentingnya langkah-langkah sistematis dalam perencanaan pendidikan untuk mencapai perubahan yang bermakna dan efektif.
- Video dimulai dengan penjelasan bahwa
ada tiga tahap dalam implementasi perencanaan untuk pendidikan
berkualitas: identifikasi, refleksi, dan pembenahan.
- Cerita berfokus pada Pak Nyoman dan Bu
Hesti yang sedang merefleksi rapor pendidikan untuk satuan pendidikan
mereka. Bu Hesti menemukan bahwa dari lima indikator prioritas, empat di
antaranya masih memiliki capaian rendah.
- Bu Hesti dan Pak Nyoman berdiskusi
tentang bagaimana capaian rendah pada indikator tertentu mungkin berkaitan
dengan indikator lain. Mereka menyadari pentingnya memahami hubungan
antarindikator dalam proses refleksi.
- Pak Nyoman menjelaskan bahwa tahap
refleksi melibatkan merenungkan dan merefleksikan akar masalah dari
indikator yang teridentifikasi masih butuh pengembangan.
- Mereka membahas bahwa akar masalah dapat
berasal dari dua hal: pertama, dari indikator itu sendiri, dan kedua, dari
komponen input, proses, dan output dari proses pembelajaran.
- Pak Nyoman memberi contoh bahwa
kemampuan literasi bisa terkait dengan komponen proses pembelajaran yang
terjadi di sekolah, seperti kualitas pembelajaran, kemampuan guru dalam
berefleksi, dan kepemimpinan instruksional.
- Bu Hesti menyadari bahwa kemampuan
literasi pada peserta didik berkaitan dengan komponen proses, mulai dari
kualitas pembelajaran hingga kepemimpinan instruksional. Ia berencana
untuk berdiskusi dengan guru-guru tentang bagaimana mereka merefleksikan
proses belajar di kelas dan kegiatan yang dilakukan dalam program
literasi.
- Video menekankan bahwa tidak cukup hanya
fokus pada indikator kemampuan literasi saja, tetapi juga perlu melihat
keterkaitan dengan komponen lain dalam proses pembelajaran.
Video ini memberikan wawasan tentang pentingnya refleksi dalam
mengidentifikasi dan memahami akar masalah dalam konteks pendidikan, serta
bagaimana hal ini dapat membantu dalam merencanakan pembenahan yang efektif.
Video berjudul "PBD - Tahap Refleksi
Dikdasmen" oleh Pelatihan Mandiri, yang diunggah pada 17 Januari 2023,
membahas tentang langkah-langkah dalam merefleksikan akar masalah dalam konteks
pendidikan dasar dan menengah. Berikut ini adalah transkrip dari video
tersebut:
- Video dimulai dengan Bu Hesti yang
memasuki tahap refleksi setelah menyelesaikan lembar identifikasi.
- Pada tahap identifikasi, Bu Hesti telah
memilih urutan indikator bermasalah yang akan diintervensi. Langkah
selanjutnya adalah mencari akar masalah dari indikator yang akan
diintervensi.
- Poin penting dalam perumusan akar
masalah adalah bahwa akar masalah dapat ditemukan dalam indikator level 2
dari indikator yang akan diintervensi, atau dari indikator yang berada di
dimensi berbeda.
- Bu Hesti mulai merumuskan akar masalah
dari salah satu indikator yang sudah ditetapkan sebagai masalah, yaitu
iklim keamanan sekolah.
- Ia memperhatikan indikator level 2 dari
iklim keamanan sekolah, yang meliputi kesejahteraan psikologis murid,
kesejahteraan psikologis guru, perundungan, hukuman fisik, kekerasan
seksual, dan narkoba.
- Dalam indikator level 2 ini, Bu Hesti
mengamati adanya satu indikator berwarna kuning, dua indikator berwarna
hijau, dan tiga indikator yang berwarna merah.
- Perumusan akar masalah juga terkait
dengan pemilihan kegiatan pembenahan yang akan dilakukan di tahap
selanjutnya. Oleh karena itu, Bu Hesti memilih tiga indikator dengan
capaian terendah sebagai akar masalah yang perlu segera dibenahi.
- Bu Hesti merumuskan bahwa hukuman fisik,
kekerasan seksual, dan penyalahgunaan narkoba masih rawan.
- Video menekankan bahwa tidak semua
indikator level 2 harus dipilih oleh satuan pendidikan. Satuan pendidikan
dapat memilih akar masalah yang dianggap sesuai dengan prioritas dan
kapasitas satuan pendidikan itu sendiri.
- Video mengakhiri dengan pesan bahwa
perumusan akar masalah yang tepat akan berpengaruh pada tahapan
selanjutnya dan bermuara pada perubahan yang efektif dan signifikan.
Video ini memberikan panduan tentang bagaimana melakukan refleksi untuk mengidentifikasi akar masalah dalam konteks pendidikan dasar dan menengah, yang penting untuk perencanaan intervensi yang efektif.
Video berjudul "PBD - Refleksi Proses
Perencanaan Berbasis Data" oleh Pelatihan Mandiri, yang diunggah pada 17
Januari 2023, membahas tentang proses refleksi dalam implementasi Perencanaan
Berbasis Data di satuan pendidikan. Berikut ini adalah transkrip dari video
tersebut:
- Video dimulai dengan mengingatkan bahwa
para pendidik telah berlatih tentang tahapan identifikasi, refleksi, dan
pembenahan dalam konteks Perencanaan Berbasis Data.
- Para pendidik telah berlatih
mengidentifikasi kondisi satuan pendidikan berdasarkan profil pendidikan,
merefleksikan indikator yang menjadi akar permasalahan, dan menentukan
kegiatan yang tepat untuk membenahi akar permasalahan tersebut.
- Video menyarankan agar para pendidik
tidak terburu-buru dalam merumuskan program atau menjabarkan rincian
anggaran, melainkan mengambil waktu untuk merefleksi pengalaman belajar
dan berlatih yang telah dilalui.
- Video menekankan pentingnya mengendapkan
pengetahuan dan pengalaman baru yang diperoleh selama proses belajar
mengenai perencanaan berbasis data.
- Para pendidik berbagi pengalaman tentang
kebingungan awal dalam memahami paradigma baru dan beradaptasi dengan
strategi baru dalam melakukan perencanaan.
- Mereka menyadari pentingnya memanfaatkan
rapor pendidikan dan berdiskusi dengan berbagai pihak untuk memperkaya
data dan memahami kondisi di satuan pendidikan mereka.
- Video menyoroti bahwa kegiatan
pembenahan tidak perlu menghabiskan banyak anggaran dan bahwa Kemendikbud
Ristek telah menyediakan berbagai alternatif program dan media yang dapat
dimanfaatkan.
- Para pendidik mulai memanfaatkan sumber
daya yang ada dan menentukan program yang tepat tanpa mengeluarkan banyak
anggaran.
- Video mengakhiri dengan pesan bahwa
untuk memulai langkah di rute baru, perubahan harus dilakukan secara
bertahap, memilih indikator layanan yang benar-benar menjadi masalah, dan
fokus pada apa yang paling penting dan mampu dikerjakan dalam satu waktu.
Video ini memberikan panduan tentang bagaimana melakukan refleksi dalam proses Perencanaan Berbasis Data, menekankan pentingnya mengambil langkah bertahap dan memanfaatkan sumber daya yang tersedia untuk implementasi yang efektif.
Video berjudul "PBD - Rapor Pendidikan
dan Perbaikan Berkelanjutan" oleh Pelatihan Mandiri, yang diunggah pada 17
Januari 2023, membahas tentang penggunaan Rapor Pendidikan sebagai alat untuk
melakukan perbaikan berkelanjutan di satuan pendidikan. Berikut ini adalah
transkrip dari video tersebut:
- Video dimulai dengan mengingatkan
kembali cerita tentang tokoh kepala satuan pendidikan, Bu Rina dan Pak
Hendro.
- Bu Rina, kepala SMP Pagi, telah berusaha
meningkatkan kemampuan literasi di satuan pendidikannya selama 3 tahun,
namun belum berhasil. Ia menggunakan laporan Rapor Pendidikan untuk
menganalisis permasalahan dan kebutuhan di satuan pendidikannya.
- Setelah memanfaatkan hasil laporan Rapor
Pendidikan, Bu Rina mengetahui bahwa membaca teks sastra menjadi akar
permasalahan yang dialami oleh peserta didiknya. Ia dan rekan pendidikan
bersepakat untuk memanfaatkan buku-buku yang sudah dianggarkan sebagai
salah satu cara pembenahan.
- Mereka membuat kegiatan hari membaca,
mengajak peserta didik membaca buku sastra dan mendiskusikannya
bersama-sama.
- Pak Hendro, kepala SD Siang Semangat,
juga menggunakan laporan Rapor Pendidikan untuk merefleksikan akar masalah
dan merancang pembenahan. Program pembenahan telah berjalan selama 1
semester.
- Evaluasi di akhir semester menunjukkan
bahwa satuan pendidikan Bu Rina belum berjalan sesuai harapan, sedangkan
satuan pendidikan Pak Hendro telah mengalami peningkatan.
- Bu Rina dan Pak Hendro kembali
menganalisis laporan Rapor Pendidikan untuk mencari program pembenahan
lain yang sesuai dengan kebutuhan saat ini.
- Bu Rina dan rekan pendidik di SMP Pagi
menemukan ide untuk merancang program pembenahan lanjutan, menggunakan
platform Merdeka Mengajar untuk meningkatkan kapasitas pendidik dan kepala
satuan pendidikan terkait materi literasi.
- Pak Hendro dan rekan pendidik di SD
Siang Semangat melakukan pembenahan pada indikator lain, seperti iklim
keamanan sekolah, dengan merefleksikan perundungan sebagai akar
permasalahan.
Video ini menekankan pentingnya menggunakan Rapor Pendidikan sebagai alat untuk melakukan perbaikan berkelanjutan dan adaptif di satuan pendidikan, serta memberikan contoh praktis tentang bagaimana hal ini dapat dilakukan.
Video berjudul "PBD - RKT dalam
Perencanaan Berbasis Data" oleh Pelatihan Mandiri, yang diunggah pada 17
Januari 2023, membahas tentang Rencana Kerja Tahunan (RKT) dalam konteks
Perencanaan Berbasis Data. Berikut ini adalah transkrip dari video tersebut:
- Video dimulai dengan mengingatkan
kembali tentang Bu Hesti dari SMP Cahaya yang telah menyelesaikan
keseluruhan tahap dalam perencanaan berbasis data: identifikasi, refleksi,
dan pembenahan.
- Bu Hesti memiliki data lengkap terkait
masalah, akar masalah, dan program pembenahan yang hendak
diimplementasikan. Selanjutnya, ia perlu merapikan dan memasukkan hasil
identifikasi, refleksi, dan pembenahan ke dalam Rencana Kerja Tahunan
(RKT).
- RKT terdiri dari empat kolom:
identifikasi, refleksi, pembenahan, dan kegiatan. Bu Hesti memasukkan
hasil identifikasi, refleksi, dan pembenahan ke dalam tabel RKT.
- Setelah mengisi kolom identifikasi,
refleksi, dan pembenahan, Bu Hesti menuliskan rincian setiap program
pembenahan pada kolom kegiatan.
- Kegiatan yang diisi dalam RKT dapat
terdiri dari kegiatan yang membutuhkan pembiayaan maupun yang tidak. Semua
kegiatan dalam RKT wajib dijalankan dan dipertanggungjawabkan.
- Bu Hesti mengajak rekan pendidik di
satuan pendidikannya untuk berdiskusi mengenai rincian kegiatan yang
hendak dilaksanakan. Semakin rinci deskripsi kegiatan dalam RKT, semakin
mudah implementasinya.
- Video menunjukkan contoh lembar RKT yang
telah diselesaikan oleh Bu Hesti.
- Video juga membahas tentang bantuan yang
disediakan dalam Rapor Pendidikan untuk penyusunan RKT. RKT dapat disusun
dengan mengoptimalkan sistem otomasi perencanaan berbasis data.
- Langkah pembuatan RKT dengan otomasi
perencanaan berbasis data meliputi mengunduh file rekomendasi perencanaan
berbasis data, melakukan penyuntingan pada lembar prioritas rekomendasi,
dan menambahkan kegiatan detail untuk setiap pembenahan yang dipilih.
- Video mengingatkan bahwa meskipun lembar
rekomendasi perencanaan berbasis data memudahkan pembuatan RKT, kepala
satuan pendidikan harus memutuskan dengan bijak apakah ingin menyusun RKT
secara mandiri atau memanfaatkan lembar rekomendasi.
Video ini memberikan panduan tentang bagaimana menyusun Rencana Kerja
Tahunan dalam konteks Perencanaan Berbasis Data, menekankan pentingnya
memasukkan hasil identifikasi, refleksi, dan pembenahan ke dalam RKT untuk
implementasi yang efektif.
Video berjudul "PBD - RKAS dalam
Perencanaan Berbasis Data" oleh Pelatihan Mandiri, yang diunggah pada 17
Januari 2023, membahas tentang Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS)
dalam konteks Perencanaan Berbasis Data. Berikut ini adalah transkrip dari
video tersebut:
- Video dimulai dengan pertanyaan tentang
bagaimana memilih program yang akan diprioritaskan dalam satu tahun
ajaran, mengingatkan kembali tahap identifikasi, refleksi, dan pembenahan.
- Setelah tahapan pembenahan, akan
diperoleh serangkaian program atau kegiatan pembenahan yang kemudian
dipetakan ke dalam Rencana Kerja Tahunan (RKT).
- Untuk menyusun RKT, perlu melalui
beberapa tahapan: identifikasi, refleksi, pembenahan, dan penyusunan
kegiatan atau program. Ini menentukan program yang akan diprioritaskan
oleh satuan pendidikan dalam satu tahun ajaran, baik yang berbiaya maupun
yang tidak.
- Setelah menentukan program prioritas
yang akan dilaksanakan, program yang memerlukan biaya akan dimasukkan ke
dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS).
- Penting untuk memahami bahwa dalam RKT
ada program yang memerlukan biaya dan ada yang tidak, namun semua program
memiliki urgensi yang sama.
- Cara memasukkan program dari RKT ke RKAS
dimulai dengan mengelompokkan program yang membutuhkan biaya berdasarkan
RKT. Kemudian, menyiapkan format RKAS dan menetapkan rincian barang dan
jasa yang diperlukan untuk mendukung terlaksananya program, termasuk
mencantumkan harga satuan.
- Bu Hesti telah menyusun RKT melalui
tahapan identifikasi, refleksi, dan pembenahan. Salah satu program
pembenahan yang tercantum dalam RKT adalah pembentukan dan optimalisasi
komunitas belajar untuk peningkatan kompetensi guru dan kepala sekolah. Bu
Hesti kemudian memindahkan RKT ke dalam RKAS.
- Setelah melengkapi rancangan kegiatan
dan anggaran sekolah, langkah berikutnya adalah memasukkan RKAS ke dalam
ARKAS (Aplikasi Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah).
- Cara memanfaatkan ARKAS untuk
merencanakan kebutuhan anggaran demi terlaksananya program pembenahan
dijelaskan. Rincian kegiatan yang telah disusun anggarannya dalam RKAS
dapat ditemukan kode kegiatannya melalui aplikasi ARKAS.
- Video menekankan pentingnya menyusun
RKAS dengan sebaik-baiknya agar tergambar rincian kegiatan yang
membutuhkan anggaran, dan memanfaatkan aplikasi ARKAS agar keseluruhan
rencana dan kebutuhan anggaran dapat terintegrasi dengan baik.
Video ini memberikan panduan tentang bagaimana merancang anggaran berdasarkan program pembenahan yang diprioritaskan sekolah dan menyusunnya melalui RKAS dan ARKAS dalam konteks Perencanaan Berbasis Data.
Video berjudul "PBD - Komitmen Untuk
Layanan Pendidikan Berkualitas" oleh Pelatihan Mandiri, yang diunggah pada
17 Januari 2023, membahas tentang komitmen dalam implementasi Perencanaan
Berbasis Data untuk layanan pendidikan berkualitas. Berikut ini adalah
transkrip dari video tersebut:
- Video dimulai dengan menyatakan bahwa
kita telah sampai di penghujung materi pada topik Perencanaan Berbasis
Data untuk pendidikan berkualitas.
- Video mengingatkan kembali tentang
proses perencanaan berbasis data dan apa saja yang telah dipelajari:
- Memilih dan menentukan masalah: Membaca
laporan Rapor Pendidikan untuk mengidentifikasi kondisi dan tantangan
yang dihadapi, serta mengetahui tantangan atau masalah dari skor atau
label indikator prioritas yang capaiannya masih perlu ditingkatkan.
- Merumuskan akar masalah: Menganalisis
indikator yang menjadi akar permasalahan dari indikator prioritas yang
masih perlu ditingkatkan capaiannya, melibatkan seluruh pemangku
kepentingan dalam refleksi.
- Menentukan program dan kegiatan:
Menentukan program sebagai solusi untuk membenahi permasalahan,
disesuaikan dengan kondisi satuan pendidikan, dan memasukkannya ke dalam
dokumen perencanaan.
- Melakukan perubahan secara berkala:
Memasukkan data yang diperoleh di tahap identifikasi, refleksi, dan
pembenahan ke dalam dokumen perencanaan, termasuk Rencana Kerja Tahunan
dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah.
- Melakukan pengawasan terhadap program
yang berjalan: Memastikan program pembenahan terlaksana dengan baik dan
menunjukkan perubahan secara berkala, termasuk evaluasi realisasi
pelaksanaan kegiatan dan anggarannya.
- Evaluasi capaian dari tahun ke tahun:
Melakukan evaluasi secara berkala untuk melihat apakah terjadi perubahan
capaian di tahun ajaran berikutnya.
- Video menekankan pentingnya kerjasama
yang solid, komitmen yang kuat, dan konsistensi setiap anggota satuan
pendidikan. Partisipasi dan keterlibatan seluruh pihak dalam satu tahun
pendidikan sangat penting, termasuk rekan pendidik, tenaga kependidikan, dan
pemangku kepentingan lain di satuan pendidikan.
- Video mengajak untuk berdiskusi sejak
mengidentifikasi kondisi satuan pendidikan dan merefleksikan agar masalah,
serta melibatkan seluruh unsur satuan pendidikan untuk memperoleh data
tambahan sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan terkait program
pembenahan yang paling tepat.
- Komitmen yang kuat untuk memberikan
layanan pendidikan yang berkualitas akan mendukung keberhasilan
implementasi perencanaan berbasis data.
Video ini memberikan gambaran umum tentang langkah-langkah dan komitmen
yang diperlukan dalam implementasi Perencanaan Berbasis Data untuk meningkatkan
kualitas layanan pendidikan.
Posting Komentar